PT. Telekomunikasi Indonesia


A. Profil Bisnis Perusahaan

PT. Telekomunikasi Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara dalam bidang telekomunikasi dan merupakan perusahaan terbesar di Indonesia. Pada saat ini, kami merupakan Perusahaan terbuka karena sebagian besar saham dikuasai oleh pemerintah, dan sisa saham lainnya dimiliki oleh publik, Bank of New York, dan Investor dalam negeri. PT Telekomunikasi Indonesia melayani sebagian besar masyarakat Indonesia dengan mencakup sambungan telepon kabel tidak bergerak dan telepon nirkabel tidak bergerak, komunikasi seluler, layanan jaringan dan interkoneksi serta layanan internet dan komunikasi data. Telkom Group juga menyediakan berbagai layanan di bidang informasi, media dan edutainment, termasuk cloud-based and server-based managed services, layanan e-Payment dan IT enabler, e-Commerce dan layanan portal lainnya.

Visi  : To become a leading Telecommunication, Information,  Media, Edutainment and Services(“TIMES”) player in the region
Misi     : -     Menyediakan layanan “more for less” TIMES.
             -          Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia.

B. Analisis Risiko Saham Perusahaan, Risiko Pasar, dan Risiko Bisnis Perusahaan



Analisis rerata dan standar deviasi return saham dan return pasar serta beta saham perusahaan.












Diketahui bahwa rerata return saham perusahaan kami pada tanggal 4 Januari 2010 – 3 Oktober 2014 sebesar 0.00311. Sedangkan rerata return saham IHSG sebesar -0.00049. Standar deviasi memberikan gambaran tentang resiko saham perusahaan, dimana resiko return saham perusahaan sebesar 0.11057 (11,06%) sedangkan resiko return saham pasar sebesar 0.01224 (1,22%). Beta saham adalah bagaimana sensitivitas pengembalian saham terhadap pengembalian portofolio pasar.

Dari analisis regresi, beta  yang dihasilkan dari hasil regresi sebesar 0,545    yang    memiliki arti bahwa pergerakan return saham perusahaan kami lebih rendah   dibandingkan dengan return pasar.

 
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan return Saham dan return Pasar.
Terdapat dua faktor utama yang dapat mempengaruhi pergerakan  return saham dan return pasar. 
Dua faktor tersebut meliputi:

  • Pergerakan suku bunga : Perusahaan kami menghadapi risiko suku bunga. Hutang perusahaan termasuk pinjaman bank untuk mendanai operasi. Jika diperlukan, kami berupaya untuk mengurangi potensi risiko terhadap suku bunga dengan melakukan kontrak swap suku bunga untuk melakukan swap atas suku bunga mengambang menjadi suku bunga tetap atas tenor pinjaman tertentu. Namun kebijakan lindung nilai (hedging) ini mungkin tidak cukup mengatasi risiko terhadap fluktuasi suku bunga dan hal ini dapat berdampak pada beban suku bunga yang besar dan berakibat buruk pada bisnis, kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan.
  • Kinerja perusahaan penerbit saham : Perusahaan kami mengalami peningkatan laba bersih dari tahun ke tahun peningkatan laba bersih dari tahun 2012 ke tahun 2013 yaitu sebesar 10,5%, hal ini diiringi pula dengan peningkatan laba bersih per saham sebesar 10,2%. Ini menandakan adanya kinerja yang baik dalam perusahaan kami untuk meningkatkan penjualan saham.
Analisis risiko bisnis perusahaan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.


Pendanaan
Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
Debt to Equity
122,18%
97,58%
68,99%
66,28%
33,5%
Debt to Aset
38,03%
41,70%
39,75%
43,33%
46,4%
Current Ratio
60,58%
91,49%
95,80%
116,03%
116,30%

1. Debt to Equity Ratio
Dapat dilihat porsi hutang dibandingkan dengan modal perusahaan PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. Mengalami penurunan dari tahun 2010 hingga 2013. Penurunan tersebut merupakan pertanda baik, karena modal perusahaan yang berasal dari hutang mengalami penurunan dari 97,58% hingga menjadi 33,5% pada tahun 2013. Hal tersebut berdampak terhadap laba perusahaan yang semakin menguat karena pajak bunga perusahaan mengalami penurunan juga. 

2. Debt to Asset Ratio
Dapat dilihat porsi aset lancar yang dimilki perusahaan ditambah hutang jangka panjang dibanding jumlah asset yang terdapat pada perusahaan mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Hal tersebut dikarenakan adanya perubahan asset lancar dalam perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

3. Current Ratio
Dapat dilihat porsi asset lancar dibanding hutang jangka pendek perusahaan mengalami peningkatan yang cukup baik dari setiap tahunnya hingga tahun 2013. Hal tersebut dikarenakan adanya pelunasan dari pihak perusahaan dan hal tersebut dapat menambah nilai asset yang telah dilunasi tersebut.

Risiko-risiko yang dihadapi perusahaan kami sangat beragam, meliputi :
1.      Risiko yang Berkaitan dengan Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah
2.      Risiko Operasi
3.   Risiko-Risiko Hukum dan Kepatuhan
4.   Risiko-Risiko Regulasi
5.   Risiko Kompetisi Terkait dengan Telekomunikasi Tidak Bergerak Kami
6.  Risiko-Risiko Terkait dengan Bisnis Seluler Kami (Telkomsel)

C. Analisa Portofolio Bisnis Perusahaan Menggunakan BCG Matrix.
Dari faktor-faktor yang digunakan dalam analisis BCG Matrix, PT Telkom telah melakukan hal yang sesuai dengan pertimbangan kami, yaitu dengan pertumbuhan pasar serta pangsa pasar. Dalam hal ini, perusahaan kami tidak melakukan pemberhentian produk yang berada dalam posisi Dog tetapi kami lebih berkonsentrasi pada pengembangan dan inovasi produk yang kami miliki. Produk yang berada di posisi Dog , yaitu SLI, SLJJ, Special service, Inmarsat group, dan Telkom global tetap berpenghasilan tetapi tidak memberikan keuntungan yang maksimal. Oleh sebab itu kami berkonsentrasi juga untuk mengembangkan dan mempertahankan produk yang berada di posisi star yaitu SPEEDY dan SPEEDY HOTSPOT dan produk pada posisi cash cow yaitu TELKOMSEL agar dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. 

D. Analisa Program CSR.
Selain fokus pada bisnis, kami juga terus meningkatkan komitmennya pada pemenuhan aspek tanggung jawab sosial dan lingkungan (Corporate Social Responsibility/”CSR”). Melalui Program Kemitraan dan Bantuan Sosial Masyarakat, kami menyalurkan dana sebesar Rp182 miliar pada tahun 2013 lalu, yang keseluruhannya digunakan untuk berbagai inisiatif peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam lingkup aktivitas program Bina Lingkungan. Kami juga mengalokasikan dana bagi program CSR, yang terutama difokuskan pada upaya untuk mendorong penguasaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (“TIK”) di kalangan masyarakat Indonesia seluasluasnya. Di bawah payung program
Indonesia Digital Community (“Indigo”), kami melakukan berbagai inisiatif seperti program IndiSchool. Selain itu, kami juga aktif memberikan bantuan kemanusiaan bagi program bencana alam melalui program Telkom Peduli dan partisipasinya dalam program BUMN Peduli yang dikelola oleh Kementerian BUMN.





 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar